Pages

Selasa, 03 Februari 2015

The Real Fact of Reality Show



Reality television is a genre of television programming which, it is claimed, presents unscripted dramatic or humorous situations, documents actual events, and features ordinary people rather than professional actors. It could be described as a form of artificial or "heightened" documentary. Although the genre has existed in some form or another since the early years of television, the current explosion of popularity dates from around 2000. Reality television covers a wide range of television programming formats, from game or quiz shows which resemble the frantic, often demeaning programmes produced in Japan in the 1980s and 1990s (a modern example is Gaki no tsukai), to surveillance- or voyeurism- focused productions such as Big Brother .

Critics say that the term "reality television" is somewhat of a misnomer and that such shows frequently portray a modified and highly influenced form of reality, with participants put in exotic locations or abnormal situations, sometimes coached to act in certain ways by off-screen handlers, and with events on screen manipulated through editing and other post-production techniques. Part of reality television’s appeal is due to its ability to place ordinary people in extraordinary situations. For example, on the ABC show, The Bachelor , an eligible male dates a dozen women simultaneously, travelling on extraordinary dates to scenic locales. Reality television also has the potential to turn its participants into national celebrities, in talent and performance programs such as Pop Idol, though frequently Survivor and Big Brother participants also reach some degree of celebrity.

 Some commentators have said that the name "reality television" is an inaccurate description for several styles of program included in the genre. In competition-based programs such as Big Brother and Survivor, and other special-living-environment shows like The Real World, the producers design the format of the show and control the day-to-day activities and the environment, creating a completely fabricated world in which the competition plays out.
Producers specifically select the participants, and use carefully designed scenarios, challenges, events, and settings to encourage particular behaviours and conflicts.

New Software to find the character from your word



No one doubts that the words we write or speak are an expression of our inner thoughts and personalities. But beyond the meaningful content of language, a wealth of unique insights into an author’s mind are hidden in the style of a text - in such elements as how often certain words and word categories are used, regardless of context. When people try to present themselves a certain way, they tend to select what they think are appropriate nouns and verbs, but they are unlikely to control their use of articles and pronouns. These small words create the style of a text, which is less subject to conscious manipulation.

Social psychologist  JamesW. Pennebaker of the University of Texas at Austin Pennebaker developed a computer program that analyzes text, called Linguistic Inquiry and Word Count (LIWC, pronounced “Luke”). The software has been used to examine other speech characteristics as well, tallying up nouns and verbs in hundreds of categories to expose buried patterns. Most recently, Pennebaker and his colleagues used LIWC to analyze the candidates’ speeches and interviews during last fall’s presidential election.


The software counts how many times a speaker or author uses words in specific categories, such as emotion or perception, and words that indicate complex cognitive processes. It also tallies up so-called function words such as pronouns, articles, numerals and conjunctions. Within each of these major categories are subsets: Are there more mentions of sad or happy emotions? Does the speaker prefer "I" and "me" to "us" and "we"? LIWC answers these quantitative questions; psychologists must then figure out what the numbers mean. Before LIWC was developed in the mid-1990s, years of psychological research in which people counted words by hand established robust connections between word usage and psychological states or character traits. The political candidates, for example, showed clear differences in their speaking styles. John McCain tended to speak directly and personally to his constituency, using a vocabulary that was both emotionally loaded and impulsive. Barack Obama, in contrast, made frequent use of causal relationships, which indicated more complex thought processes. He also tended to be vaguer than his Republican rival.

Senin, 02 Februari 2015

Belajar Lebih Cerdas Bukan Lebih Keras


Resensi
Judul buku      : Belajar Lebih Cerdas, Bukan lebih Keras
            Penulis             : Ron Fry 
            Penerbit           : PT Bhuana Ilmu Populer    
            Tahun terbit     : 2005
            Tebal buku      : 251 halaman
            Kota terbit       : Jakarta
            Penerjemah      : J.B. Titus Haridjati

            Prestasi sekolah adalah hal yang paling diinginkan oleh banyak orang, banyak yang mengira untun menjadi murid yang pintar diperlukan belajar dengan keras. Hal ini sudah kuno, bukan waktunya lagi untuk belajar dengan metode seperti itu.
            Bakat dan keterampilan turunan, kemampuan dasar pembawaan seseorang sejak lahir sangat berkaitan dengan kesuksesan seseorang disekolah. Persentasennya mencapai 50% atau mungkin sampai 60%. Selain itu lingkupan belajar, kesehatan, dan faktor-faktor lain sekitar 10% atau 15%.
            Buku ini menunjukan cara-cara agar prestasi kita dapat meningkat contoh anjuran  dalam buku ini, bagi yang mempunyai nilai buruk disekolah yaitu: lebih mudah mengganti sebuah kebiasaan daripada menghilangkannya, Oleh karena itu jangan berusaha menghentikan kebiasaan buruk. Berlatih-berlatih, dan berlatihlah. Latihan ibarat oli motor yang meminyaki mesin kebiasaan anda. Makin sering anda melalakukan sesuatu, makin melekat pula kebiasaan itu. 
            Secara umum buku ini menunjukan kiat-kiat untuk belajar lebih efektif dan senyaman mungkin. Semua aktifitas belajar dilakukan sesingkat dan seefisien mungkin, tetapi memberikan hasil yang memuaskan. Berbagai saran dan solusi tersedia di dalam buku ini, sehingga tidak ada waktu yang terbuang percuma dalam proses belajar pembaca.
            Dalam membaca buku ini pembaca dituntut untuk aktif dan jujur dalam menjawab beberapa tes yang tercantum di buku ini. Salah satu contoh tes yang ada di buku ini adalah tes uji coba yang terdapat di awal buku ini. Tes-tes yang ada di buku ini bertujuan agar pembaca buku sendiri tau tingkat efektifitas belajar yang telah mereka lakukan selama ini. Setelah itu penulis akan menjelaskan dan memberitahu cara-cara yang dapat pembaca terapkan dalam kehidupan sehari-sehari agar bisa meningkatkan keefektifan belajar mereka.


            Buku “Belajar Lebih Cerdas, Bukan Lebih Keras” benar-benar menuntut pembacanya untuk mengetahui, apa yang diinginkan untuk bisa belajar lebih baik lagi, seperti dimana tempat belajar yang mereka sukai, bagaimana cara belajar yang lebih efektif untuk mereka. Penulis menggiring para pembaca untuk memilih sendiri cara belajar yang mereka inginkan sehingga pembaca dapat belajar dengan kondisi senyaman mungkin. Selain itu solusi yang ada di buku ini tidak bersifat mutlak, melainkan membebaskan bagaimana cara belajar yang nyaman bagi pembaca, seperti banyaknya waktu istirahat yang dibutuhkan saat belajar tergantung dengan pembaca. Tetapi penulis membatasi agar tidak terlalu sering atau bahkan tak pernah, karena menurut penulis, istirahat adalah hal penting dalam proses belajar.
            Keunggulan buku ini yaitu bahasa yang sederhana, sehingga mudah dipahami oleh pembacannya. Buku ini juga dapat mengetes kemampuan awal kita, sehingga pembaca nantinnya dapat mengetahui perubahan yang didapatkannya. Sampulnnya juga menarik, sehingga saat mau membaca kita tidak bosan.
            Kelemahan buku ini yaitu tidak ada ilustrasi pada buku ini. Apabila buku ini mempunyai ilustrasi maka akan lebih baik dan menyenangkan saat membacannya. 

3 Menit Belajar Pengetahuan Umum


Resensi
Judul buku      : 3 Menit Belajar Pengetahuan Umum
            Penulis             : Kim Seok-Ho        
            Penerbit           : PT Bhuana Ilmu Populer      
            Tahun terbit     : 2006
            Tebal buku      : 193 halaman
            Kota terbit       : Jakarta

            Pengetahuan suatu hal yang sangat diperlukan untuk semua orang. Bukan hanya orang dewasa namun anak-anak juga wajib mendapatkan pengetahuan. Waktu yang paling cepat untuk mendapatkan pengetahuan adalah saat masa anak-anak dan remaja, karena diwaktu itu kita masih dalam usia produktif. Buku ini dibuat untuk menambah pengetahuan dengan cara yang menyenangkan. Kita dapat menambah pengetahuan dengan waktu yang singkat. Banyak benda di sekitar kita yang telah diciptakan manusia puluhan tahun yang lalu, namun tidak sedikit diantara kita yang tidak tahu siapa penemunnya. Buku ini dapat membantu semua orang untuk  mengetahui nama penemu benda disekitar kita.Seperti pepatah yang sering kita dengar, “ tak kenal maka tak sayang”, dengan mengenal nama penemunnya kita dapat menghormati jasa-jasa beliau karena dengan penemuannya hidup di masa kini  menjadi serba mudah untuk melakukan berbagai hal.
            Buku ini tidak hanya membahas tentang tokoh penemu, tetapi juga membahas tentang tubuh kita, dan lingkungan. Masalah tubuh kita banyak mengundang pertanyaan, seperti “mengapa kita bisa cegukan?, mengapa kita punya sidik jari?, mengapa kita bermimpi?” dan masih banyak lagi. Pertanyaan tersebut dapat kita cari jawabannya dibuku ini. Yang tidak kalah penting yaitu mengenai lingkungan. Banyak hal-hal yang kita anggap enteng dilingkungan kita seperti, “bagaimana menghilangkan coretan krayon di dinding?,Mengapa air memercik jika terkena minyak panas?”. Meskipun hal yang kita anggap remeh, dengan menambah pengetahuan tentang lingkungan, kita dapat membuat lingkungan lebih bersih, dan dapat mengetahui hal-hal yang belum diketahui sebelumnnya.
            Banyak buku pengetahuan yang menjelaskan secara panjang lebar  namun tidak disertai gambar. Keunggulan buku ini yaitu cara menjelaskan  mudah karena dijelaskan dalam  bentuk komik, sehingga pembaca tidak merasa bosan untuk membaca. Komik tersebut bersifat jenaka sekaligus mendidik, Tokoh dikomik tersebut yaitu  Ding-Dong, Paman penyihir, Pinggu, dan Buxi. Kejailan mereka membuat pembaca tertawa, disisi lain kita dapat mengetahui pengetahuan  karena setiap kejailan mereka terdapat unsur yang mendidik. Dibawah komik tersebut terdapat ringkasan pengetahuan dari apa yang diceritakan di komik, contohnya, komik  menceritakan tentang mengapa tubuh kita dapat bermimpi, setelah komik tersebut selesai, dibawahnnya terdapat ringkasan yang  menjelaskan sebab  manusia dapat bermimpi. Keunggulan lainnya yaitu kita dapat menambah pengetahuan kita hanya dengan waktu tiga menit. Dengan waktu yang singkat itu kita dapat menambah satu pengetahuan baru.
            

Seni Berbicara kepada Siapapun, Kapanpun, dan Dimanapun

Seni Berbicara
 (Penulis resensi: Akbar Rahmada M)

 
 
            Resensi
            Judul buku      : Seni Berbicara
            Penulis             : Larry King dengan Bill Gilbert     
            Penerbit           : PT Gramedia Pustaka Utama      
            Tahun terbit     : 1995
            Tebal buku      : 184 halaman
            Kota terbit       : Jakarta

            Komunikasi adalah hal yang harus kita lakukan sebagai umat manusia, dengan berkomunikasi kita dapat berhubungan dengan masyarakat. Buku ini membahas tentang cara  bagaimana berkomunikasi dengan baik. Komunikasi yang dibahas tidak hanya sebatas pembicaraan yang biasa kita lakukan seperti berkomunikasi dengan teman yang dikenal saja, namun buku ini menjelaskan semua hal yang berhubung dengan komunikasi di kehidupan kita, seperti cara berpidato dengan baik, pembicaraan sosial, serta cara berkomunikasi dengan baik tentang bisnis dihadapan umum, presentasi, berbicara dengan tokoh terkenal, pembicaraan politik  dan masih banyak lagi.
                Berkomunikasi dengan orang yang belum pernah kita jumpai sebelumnnya adalah suatu hal yang menakutkan bagi banyak orang, tanpa kita mau berbicara kita tidak dapat mempunyai teman baru. Pentingnnya berbicara tidak hanya dirasakan pada masyarakat saja namun pemimpimpin seperti presiden, dan menteri, membutuhkan komunikasi yang lebih baik karena akan selalu memberitahukan perkembangan suatu negara yang dipimpinnya. Apabila suatu orang itu dikatakan sukses pasti dia pembicara yang baik pula. Hal ini dapat kita buktikan, jika kita lihat banyak orang terkenal seperti, Presiden  F. Kenedy beliau adalah orang nomor satu di Amerika Serikat pada saat beliau menjabat menjadi presiden. Beliau dapat menyampaikan pidato kenegaraan dengan singkat namun berhasil membangkitkan rakyat Amerika untuk berbuat hal yang lebih baik untuk negara mereka.


            Keunggulan buku ini yaitu pada bahasa yang mudah dipahami, sehingga pembaca dapat menerapkan cara-cara berkomunikasi dengan baik yang dijelaskan penulis. Buku ini juga mempunyai Cover yang menarik. Menambah minat pembaca untuk mau membaca buku ini. Buku ini ditulis berdasarkan pengalaman penulis dalam berkomunikasi dengan banyak orang. Pengalaman penulis tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi kita, apa yang harus kita lakukan untuk menjadi pembicara yang baik, atau hal apa saja yang harus kita hindari agar kita tidak dianggap pembicara yang membosankan bagi orang lain.
            Kelemahan buku ini hampir tidak ada, kelemahan buku ini pada Ilustrasi gambar, apabila buku ini disertai ilustrasi gambar akan lebih menarik dibaca.
            Apabila kita ingin menjadi pembicara yang baik, pada pembicaraan sosial, berkomunikasi dihadapan umum seperti pidato, presentasi, memberikan seminar, kita dapat membaca buku ini agar lebih mempunyai persiapan. Apabila kita menjadi pembicara yang baik peluang untuk menjadi orang sukses terbuka lebar. Segeralah untuk memiliki buku ini, banyak cara yang dijelaskan penulis untuk menjadi pembicara yang baik kepada siapa saja, kapan saja, dan dimana saja.       

Muslim bertanya Kristen Menjawab


Muslim Bertanya Kristen Menjawab
(Penulis resensi: Akbar Rahmada M)


Resensi
            Judul buku      : Muslim Bertanya Kristen Menjawab
            Penulis             : Christian W. Troll     
            Penerbit           : PT Elex MediaKomputindo        
            Tahun terbit     : 2011
            Tebal buku      : 207 halaman
            Kota terbit       : Jakarta
            Penerjemah      : Markus Solo Kewuta

            Islam dan Kristen adalah agama yang paling besar di dunia. Banyak negara di dunia yang berpenduduk beraneka agama, Di negara yang mempunyai penduduk dengan beraneka agama dapat menyebabkan perdebatan agama dan saling menjelek-jelekan agama yang satu dengan yang lain. Apabila hal ini terus terjadi maka dapat membahayakan kehidupan bernegara. Islam dan Kristen tidak dapat dipandang sebelah mata oleh negara manapun. Dua agama ini mempunyai pengikut yang banyak di penjuru dunia.
            Islam dan Kristen mempunyai pandangan yang berbeda. Perbedaan ini menyebabkan muslim mempunyai banyak pertanyaan pada orang yang menganut agama Kristen. pertanyaan yang sering ditanyakan oleh orang muslim kepada orang Kristen yaitu Bagaimana mungkin Allah yang kekal bisa menderita dan wafat di kayu salib? Pandangan muslim secara umum salib memiliki nuansa sebuah skandal dari inkarnasi atas cara yang sangat radikal bahwa Allah yang menjadikan manusia mati sebagai yang terkutuk. Salib merupakan simbol perbuatan yang sebenarnnya tidak terlalu cocok untuk digunakan sebagai simbol Kristiani. Pandangan umum Kristen mengenai Salib dan penebusan yaitu hidup yesus itu berdaya membebaskan dan menebus. Akan tetapi, didalam hidup-Nya, Yesus dihadapkan pada situasi yang tidak mudah. Ia berani mewartakan dirinnya Allah sebagai bapa yang dicintai oleh semua orang tanpa syarat. Sikap inilah yang menjadikan-Nya musuh para pemimpin bangsa. Kaum yang membenci Yesus meyerahkan-Nya ke daulatan  Romawi untuk membunuhnnya dengan cara yang klasik yang brutal tetapi ilegal. Penyaliban Yesus dipandang sebagai konsekuensi internal yang diimani dan diwartakan selama hidupnnya.


            Pertanyaan seorang muslim bukan hanya tentang penyaliban Yesus saja, tapi masih banyak lagi. Contohnnya: Bagaimana bisa Allah diberi nama Bapa dan putra?, dan masih banyak pertanyaan orang muslim yang ditanyakan. Didalam buku ini akan dijawab pertanyaan-pertanyaan  yang sering ditanyakan oleh orang muslim. Buku ini akan membahas tentang padangan umum Islam dan pandangan umum Kristen.
            Keunggulan buku ini mempunyai sampul yang baik sehingga pembaca tertarik untuk membacanya. Buku ini juga mempunyai keunggulan yaitu membahas masalah Islam dan Kristen secara umum. Buku ini tidak membela Islam maupun Kristen, sehingga buku ini dapat dibaca oleh siapapun. Dalam menjelaskan pandangan umum Islam dan Kristen disertai dengan sumber dalam kitab agama masing-masing, sehingga pembaca yakin bahwa hal yang dijelaskan itu bukan rekayasa penulis.
            Kelemahan buku ini terletak pada bahasa yang sulit untuk dipahami orang awam. Apabila orang awam membaca buku ini mungkin akan kesulitan dalam memahami kata yang ada di buku ini.